Urban Design

Warga Rusia Terpesona Arsitektur Pedesaan

KLIK BALIKPAPAN – Rusia mulai tersapu tren kembali ke akar rumput. Penduduk kota meninggalkan hutan kota mereka ke pedesaan. Mereka menyebut diri mereka sebagai ‘upshifter’ atau bukan downshifter. Kenapa? Sebab, menurut mereka – dan bertentangan dengan cara pandang populer, langkah itu sebenarnya sebagai langkah maju.

Anna Panikhina tinggal bersama suami dan dua anaknya di pinggiran Moskow. Ia pekerja kantoran yang sedang cuti hamil. Suatu pagi, seluruh keluarga memutuskan menghabiskan akhir pekan di Pereslavl-Zalessky – kota provinsi kecil dengan 37.000 penduduk, sekitar 133 kilometer di luar Moskow.

Dan mereka tidak pernah kembali.

“Kami mengunjungi teman-teman kami lima tahun lalu pada September. Putri bungsu kami berusia sembilan bulan saat itu, yang tertua berusia empat tahun,” kata Anna Panikhina, dikutip dari Russia Beyond, Kamis 31 Maret 2022.

Anna mengaku jatuh cinta dengan tempat itu dan menyewa rumah kosong di sana. “Di waktu itu juga tinggal selama sebulan penuh. Jadi, inilah kami. Kami telah membeli milik kami sendiri sekarang.”

Related Articles

Anna mengatakan, “Pilihan kota itu tidak disengaja, benar-benar terpesona oleh arsitektur pedesaan dan Danau Plescheyevo raksasa, tempat kota itu berada,” ujarnya.

Danau itu diyakini berusia setidaknya 30.000 tahun. Penduduk setempat juga suka menunjukkan kepada pengunjung landmark lokal yang terkenal  sebagai batu biru, sisa dari kultus pagan kuno, yang berubah warna setelah hujan.

Legenda mengatakan bahwa itu dapat membuat keinginan menjadi kenyataan. Uang dari bisnis ini cukup menghidupi keluarga dan menyewa bengkel. Meskipun Panikhin harus meminjam uang untuk membeli rumah, aku Anna.

Anna tidak begitu melihat kendala. Keluarga itu harus sedikit mengencangkan ikat pinggang, tetapi pesanan bertambah banyak dan Andrey akhirnya bisa menyewa bengkel yang tidak jauh dari rumah baru mereka. “Satu hal yang kami rindukan adalah bantuan dan kehadiran orang tua kami. Mereka tidak suka meninggalkan rumah, jadi kami tidak melihat mereka sesering yang kami inginkan akhir-akhir ini,” ujar Anna.

Kendati begitu, teman-temannya sering berkunjung saat akhir pekan. “Komunikasi kami telah meningkat dalam berkualitas, ”ujar Anna, yang menggunakan moniker ‘The Carpenter’s Wife’ online.

Ternyata kota memiliki infrastruktur yang bagus bagi anak-anak, sedangkan sekolah memiliki guru yang hebat. Ini, sebagian besar, karena fakta bahwa Panikhin bukanlah orang pertama yang tiba di sana dari kota besar.

Dan keluarga itu menemukan banyak teman baru dan orang-orang yang berpikiran sama dengan cara ini. Apalagi, komunitas anak muda yang kreatif, aktif, dan di sekelilingnya terus tumbuh, seperti klaim Anna. “Saya membuat satu teman, kemudian, minggu depan, dia membawa yang lain dan begitulah. Ada 20 dari kami segera dan kami mengadakan pertemuan setiap hari Jumat untuk berbagi tip dan ide, dari pekerjaan dan upaya kreatif kami,” terangnya.

Salah satu teman Anna, Nastya, yang tinggal di Thailand, membuat upacara minum teh dan menjadi pendidik anak, sedangkan kenalan baru lainnya bernama Ira seorang instruktur yoga. Beberapa menjadi obat-obatan, yang lain menjadi praktik penyembuhan wanita atau mengajar kaligrafi. Mereka beramao-ramai pindah ke desa di Rusia.

I Russian Beyond

Back to top button