PolitikWarta

Fahri Soroti Pemilu 2024

KLIK BALIKPAPAN –  Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyoroti rencana Pemilu yang akan digelar serentak tahun 2024. Ia khawatir Pemilu nanti mengulang jatuhnya korban gugur yang dialami ratusan Petugas KPPS.

Ia menilai Pemilu 2024 lebih rumit dibanding pemilu-pemilu sebelumnya. Selain memilih anggota DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, anggota DPR, anggota DPD dan presiden-wapres, Pemilu 2024 juga dilakukan pemilihan kepala daerah.

Karena prosesnya lebih rumit dan melelahkan, ia khawatir beban penyelenggara pemilu menjadi sangat berat dan mengganggu kesehatan penyelenggara pemilu. Agar kasus kematian penyelenggara Pemilu di 2019 tidak terulang lagi, Fahri pun mengusulkan tidak menggelar Pemilu serentak di 2024.

“Jangan sampai pesta demokrasi jadi pesta kematian,” ingat Fahri, dalam rilis yang dikirimkan ke media.

Ia khawatir, pesta rakyat nantinya justru menjadi pesta kematian seperti tahun 2019. “Kami anggap, pemilunya sangat mencederai oleh meninggalnya begitu banyak petugas,” ujar Fahri.

Pemerintah, DPR dan KPU telah menetapkan Pemilu 2024 digelar 14 Februari 2024. Keputusan bersama itu kemudian dituangkan KPU dalam Keputusan KPU Nomor 21 Tahun 2022. Di Pemilu 2024, rakyat akan kembali mencoblos lima kertas suara yaitu memilih Presiden/Wakil Presiden, DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD. Sedangkan Pilkada serentak akan digelar 27 November 2024.

Dengan jadwal yang padat itu, Fahri mengusulkan Pemilu serentak tidak digelar di tahun sama dengan Pilkada. Tapi untuk pemilihan DPRD bisa digabung Pilkada. Jadi, lanjutnya, Pemilu serentak hanya memilih Presiden, DPR, dan DPD.

“Jangan sampai kita menyelenggarakan pemilu lagi yang bukan pesta rakyat, tetapi seperti prosesi pembunuhan. Begitu banyak orang meninggal pada acara itu,” tandas Fahri.

Meski jadwal pemilu sudah diketuk, Fahri optimis usahanya membatalkan Pemilu serentak di 2024, akan membuahkan hasil. “Mudah-mudahan Pemilu 2024 akan menjadi pemilu yang mendatangkan harapan baru dan kebaikan baru bagi bangsa,” ujarnya.

Pada Pemilu 2019, ada 894 petugas KPPS yang meninggal saat menjalankan tugas. Mereka didiagnosis kelelahan karena seharian penuh mengawal jalannya pemilihan.

Tiga hari setelah keputusan KPU itu diundangkan, Fahri langsung melontarkan kritik. Eks politisi PKS yang kini menjadi Waketum Partai Gelora itu, minta keputusan Pemilu serentak ditinjau ulang. Persoalan model Pemilu serentak seperti ini masih sama dengan Pemilu 2019.

I Pewarta: Zen I Redaktur: Muchlis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button