Kaltim

Kaltim Andalkan Pasokan Sapi NTT

KLIK BALIKPAPAN – Empat dari lima daerah yang biasa memasok sapi ke Kaltim, kian berkurang. Kali ini Benua Etam hanya mengandalkan pasokan sapi dari Nusa Tenggara Timur.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Pemprov Kaltim, Munawwar memaparkan sekitar 70 persen pasokan sapi untuk kebutuhan sehari-hari di Kaltim, masih didatangkan dari luar pulau. Selama ini Kaltim mendapat pasokan dari lima daerah. Sulawesi, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.

Tetapi, lanjut Munawwar, wabah penyakit mulut dan kuku terus meluas. Akibatnya, sejumlah provinsi penghasil sapi yang terkena kasus PMK, memberlakukan penutupan jalur lintas hewan ternak. Empat daerah langganan yang memasok sapi ke Kaltim pun belum bisa melayani seperti biasanya.

Akibatnya, hal ini mengancam terjadinya krisis daging segar di Kaltim.

Kata Munawwar, kasus PMK telah ditemukan di Toraja, Bantaeng dan Bone.

“Jadi, sekarang kita hanya mengandalkan pasokan sapi dari NTT,” ujarnya.  Munawwar berujar, sampai Idul Adha pihaknya sempat menutup jalur masuk sapi dari luar Kaltim. Alasannya mencegah masuknya wabah yang menyerang hewan ternak.

Namun, lanjutnya, setelah berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanggulangan PMK dan Biro Hukum, pihaknya membuka jalur kedatangan sapi hanya dari NTT.

“Ini untuk memasok kebutuhan sapi kita yang 70 persen bergantung dari luar daerah,” jelasnya. Pihaknya juga mendapat laporan adanya kapal dari NTT yang memuat ratusan ekor sapi tengah menuju Kaltim. Dari keterangan Gugus Tugas PMK, Provinsi NTT nihil kasus PMK.

Karena itu pihaknya mengizinkan sapi dari NTT masuk ke Kaltim. Meski begitu, ada beberapa syarat yang mesti dipenuhi. Yakni Surat Keterangan Kesehatan Hewas dari daerah asal dan pemilik sapi harus melengkapi persyaratan bebas PMK.

Syarat itu diperoleh dengan mengambil sampel darah 10 persen jumlah sapi yang didatangkan. “Kalau hasilnya negatif PMK, maka izin dikeluarkan,” terangnya. Gugus Tugas PMK juga mewajibkan proses karantina sapi yang ingin dikirim ke Kaltim. Karantina dilakukan selama dua pekan.

I Pewarta: Yoyo I Redaktur: Muchlis

Back to top button