KLIK BALIKPAPAN – Bursa AS Wall Street ambles karena meningkatnya ketegangan Ukraina dan Rusia. Hal itu mamantik lonjakan harga minyak dan menyebabkan investor membuang aset berisiko seperti ekuitas atau saham, pada Jumat 11 Februari 2022.
Nasdaq Composite yang berbasis teknologi turun 2,78% menjadi 13.791,15, S&P 500 ambles 1,9% menjadi 4.418,64 dan Dow Jones Industrial Average jatuh 503,53 poin, atau 1,43%, menjadi 34.738,06.
Bursa saham turun tajam di sore hari usai lonjakan harga minyak. Hal tersebut dipicu meningkatnya kekhawatiran Rusia yang diprediksi segera mengambil tindakan militer terhadap Ukraina.
Sekitar 2 jam sebelum perdagangan ditutup, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan ada tanda-tanda eskalasi Rusia di perbatasan Ukraina.
Kemungkinan invasi terjadi pada Olimpiade musim dingin. Baik AS dan Inggris telah meminta warganya meninggalkan Ukraina sesegera mungkin.
“Itu mungkin terjadi segera,” ujar Sullivan.
Analis UBS, Art Cashin mengatakan berita utama Ukraina memang memiliki hubungannya dengan aksi jual saham. Beberapa saham pertahanan bergerak naik setelah berita Ukraina. Northrop Grumman melonjak 4,5% dan Lockheed Martin naik 2,8%.
Harga minyak melonjak, dengan West Texas Intermediate berjangka naik 4%, karena Rusia produsen utama minyak dan gas alam.
Saham energi bergerak menguat seperti Diamondback Energy naik hampir 4% dan Devon Energy menguat 3,6%. Exxon Mobil dan ConocoPhillips masing-masing naik 2,5% dan 2,3%.
Saham perjalanan seperti maskapai penerbangan turun tajam. American Airlines turun hampir 6% dan Expedia ditutup turun lebih 2%. Dengan penurunan pada Jumat, tiga indeks utama AS berakhir negatif sepanjang minggu ini.
Bursa Eropa juga jatuh hari yang sama, Jumat (11/2/2022). Ketajutan saham itu usai data inflasi Amerika Serikat melonjak dari perkiraan dan pernyataan hawkish pejabat Federal Reserve atau The Fed, sehingga mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga lebih agresif.
Pan-European Stoxx 600 ditutup turun 0,6%, dengan saham teknologi melemah 2,2% memimpin penurunan. Sebagian besar sektor dan bursa utama di wilayah negatif.
Inflasi AS mencapai 7,5% pada Januari secara tahunan, mengacu data terbaru Kamis (10/2/2022), jauh di atas ekspektasi. Ini sekaligus menandai kenaikan harga konsumen (year on year/yoy) tertinggi sejak 1982.