Humaniora

Alexander Pemilik Tunjungan Plaza

KLIK BALIKPAPAN – Tunjungan Plaza Surabaya mengalamai kebakaran besar, pada Rabu 13 April 2022 sore. Pusat perbelanjaan itu terletak di kawasan superblok Tunjungan Plaza di Jalan Embong. Tunjungan Plaza terdiri dari 6 blok, dari TP 1 hingga TP 6, terintegrasi dengan Hotel Four Point dan Hotel Sheraton.

Tunjungan Plaza dilaporkan terbakar pukul 17.30 WIB. Orang-orang yang menanti waktu berbuka puasa berhamburan. Sebanyak 27 kendaraan pemadam dan 15 unit mobil tanki air dikerahkan.

Sampai pukul 19.00 WIB, suasana sekitar Tunjungan Plaza masih ramai. Untuk sementara operasional mall yang sering disebut TP, itu tutup. Tim Labfor Polri masih menyelidiki peristiwa kebakaran di mall terbesar di Surabaya itu.

Tunjungan Plaza dimiliki pebisnis handal, Alexander Tedja. Ia dijukuki raja properti dari Indonesia. Bisnisnya menggurita melalui Pakuwon Group. Bisnisnya dimana-mana, dari Tunjungan Plaza sampai Kota Casablanka di Jakarta. Alex dinilai memiliki tangan dingin dalam mengelola bisnis.

Alexander Tedja memiliki darah dari tanah kelahiran Medan. Raja properti ini lahir pada 22 September 1945. Ia memiliki anak sulung bernama Eiffel Tedja, yang juga ikut mengembangkan Pakuwon Group bersama adiknya Irene Tedja sebagai direktur.

Related Articles

Real estate elite Tunjungan Plaza, Blok M Plaza, Kota Kasablanka, Gandaria City, semua ada kendali tangan dinginnya. Alex bersama Pakuwon Group juga mengembangkan Casa Grande Residence, Mal Kota Kasablanka berkonsep Middle East and Morocco. Ia membangun lokasi-lokasi itu lengkap dengan kafe, restoran, lounges, dan fasilitas hiburan untuk pengunjung.

Di tahun 2012, Alex tercatat memiliki total kekayaan US$ 790 juta.

Delapan tahun kemudian, ia dinobatkan sebagai orang terkaya ke-27 di Indonesia versi majalah Forbes 2020 dengan kekayaan yang mencapai US$1,19 miliar atau setara dengan Rp 16,7 triliun.

Tapi gurita bisnis Alex justru dimulai dari industri perfilman. Ia mengawali bisnisnya tidak langsung bisnis properti. Awal karirnya dimulai sebagai pengusaha bidang perfilman dan bioskop.

Dari laman filmindonesia, ia tercatat memproduseri hingga sembilan film. Diawali dengan membangun PT PT ISAE FILM tahun 1972, PT Pan Asiatic Film tahun 1991, dan PT Menara Mitra Cinema Corp pada tahun 1977.

Selanjutnya ia melakukan ekspansi ke bisnis properti. Baginya, properti jauh lebih menarik dibandingkan dengan dunia perfilman. Seiring berkembangnya usaha yang telah digarap, Alex mulai berekspansi ke bisnis lainnya. Tahun 1982, Alex melakukan ekspansi ke bidang properti dan mall. Untuk melancarkan terborosan barunya, ia mulai dengan mendirikan PT Pakuwon Jati Tbk.

Untuk membangun PT Pakuwon Jati Tbk, ia membeli sebidang tanah di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya. Lantas mulai mengukuhkan PT Pakuwon Jati Tbk dengan menggarap proyek Plaza Tunjungan I Surbaya. Plaza ini terlihat beroperasi secara resmi pada 1986.

Pada 9 Oktober 1989, Pakuwon listing di Bursa Efek Indonesia. Setelah itu, dari berbagai proyek pengembangan Tunjungan Plaza akhirnya melahirkan Tunjungan City Superblock pada tahun 1996.

Proyeknya bisnis propertinya itu berjalan mulus hingga terus menggarap proyek-proyek selanjutnya. Sejak itu, dibangun Plaza Tunjungan II & III. PT Pakuwon Jati Tbk juga bertanggung jawab dengan pembangunan Sheraton Surabaya Hotel & Tower, Menara Mandiri, Kondominium Regensi hingga Plaza Tunjungan IV. Yang semuanya beroperasi hampir berbarengan pada tahun 2002.

Kemunculan nilai saham tinggi PT Pakuwon Jati Tbk pada 9 Oktober 1989 di BEI menjadi sesuatu yang tidak mengherankan. Pakuwon Jati berdiri bersaing dengan Ciputra. Sukses dengan pembangunan plaza dan hotel, Pakuwon Jati pada tahun 1994 mulai mengembangkan proyek pada kawasan hunian di Surabaya. Pakuwon City atau bangunan dari grub Pakuwon Jati Tbk itu terserak dimana-mana.

Bahkan bisnis propertinya mulai diperluas sampai ke luar kota. Tak hanya di Surabaya. Di Jakarta, Pakuwon Jati Tbk juga mudah ditemukan. Alexander Tedja memilih kota metropolitan sasaran utama.

Simbol pemerintahan dan bisnis itu menjadi tempat Alex meluaskan bisnisnya yang dimulai secara resmi tahun 2007. Di tahun itu, Alex bersama grupnya melakukan akuisisi 83,3 persen saham milik PT Artisan Wahyu, perusahaan pengembang superblok Gandaria City, Jakarta.

Dengan kepemilikan saham sebesar itu, Pakuwon Group memperoleh banyak keuntungan.

Dari mengakuisisi saham, Pakuwon Group bergerak perlahan membangun Kota Kasablanka di daerah perluasan Rasuna Said, Kuningan. Di sini, Alex dan Pakuwon City membangun properti multifungsi di atas lahan seluas 4,2 hektar.

Bahkan usai mengakuisisi saham dan membangun properti di pusat bisnis, ia juga mendirikan anak perusahaan PT Pakuwon Jati di Jakarta untuk mempermudah banyaknya transaksi. Anak perusahaan itu dinamakan dengan PT Pakuwon Permai.

Melalui anak perusahaan ini, Alex berhasil memiliki dan mengembangkan superblok Supermal Pakuwon Indah dan pusat belanja Royal Plaza bertempat di Surabaya. PT Pakuwon Permai berhasil menjalankan proyek membangun, pusat belanja Blok M Plaza dan apartemen servis Somerset Berlian di Jakarta.

Di masa pandemi, PT Pakuwon Permai tetap melakukan pelbagai aksi akuisisi properti. Properti yang dibelinya di antaranya, dua pusat perbelanjaan yaitu Hartono Mall Yogyakarta dan Hartono Mall Solo.

Hartono Mall Yogyakarta juga menjadu pusat perbelanjaan terbesar di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Alex juga mengakuisisi hotel Marriot di Yogyakarta yang nilainya mencapai 1,35 Triliun dari perusahaan tekstil Duniatex.

Dalam menciptakan bisinis propertinya, Salah satu strategi yang diterapkan Alex dengan memilih lokasi yang tepat dalam rangka ekspansi bisnis properti. Ia kerap membeli lahan di sekitar tempat bisnis bonafid. Lantas menciptakan pusat perumbuhan ekonomi baru di wilayah itu.

I KLIK Network

Back to top button