Sudut Balikpapan

Kouta Solar Km 9 Ditambah

KLIK BALIKPAPAN – Usai aksi unjuk rasa sopir dan mahasiswa terkait kelangkaan solar di Kota Minyak, Pertamina memberi tambahan kouta. Terutama di SPBU Km 9 Balikpapan. Penambahan solar diberi dua kali lipat dari kouta biasanya.

Pengawas SPBU Km 9, Nardi menjelaskan pihaknya telah mendapat tambahan kouta solar harian dari sebelumnya 8 kiloliter, menjadi 16 kl. Ia mengklaim saat ini kondisi sudah aman. Antrian truk telah berkurang. Dalam sehari jumlah antrian tidak lagi mengular seperti sebelumnya.

“Sehari tinggal empat atau lima truk saja yang mengantri,” ujarnya, Sabtu 26 Maret 2022.

Ia mengakui selama kouta masih 8 kl per hari, antrian truk sangat panjang. Bahkan sampai menciptakan kegaduhan. “Waktu kouta belum ditambah sering ribut, demo terus,” ujarnya. Antrian truk sampai memenuhi badan jalan.

Namun, usai kouta solar ditambah menjadi 16 kl, perlahan-lahan masalah antrian bisa teratasi.

“Setiap hari pasti habis 16 kl itu,” terangnya.

Salah satu sopir truk, Kiki mengaku sempat mengantri solar sampai menginap. Hal ini dilakukan untuk mendapat solar di SPBU Km 9.  Ia terpaksa mengantri sebelum mengantar muatan ke Kabupaten Kutai Barat. “Sehari paling tidak butuh 200 liter solar,” ujarnya.

Ia berharap penambahan kouta tidak hanya sementara dan kondisi bisa kembali normal.

Area Manager Comm, Rel & CSR Kalimantan August Susanto Satria menjelaskan, pihaknya telah bertemu perwakilan dari para mahasiswa dan sopir truk. Menurutnya, penyaluran solar khususnya kepada para sopir truk dilakukan lewat kartu kendali.

“Kami jelaskan upaya Pertamina menyalurkan distribusi solar tepat sasaran lewat kartu,” terangnya.

Susanto bilang, penyaluran solar subsidi dilakukan melalui empat lembaga. Ia berharap para sopir mengetahui informasi terkait. “Para sopir perlu mengetahui dimana saja titiknya,” terangnya.

Ia mengklaim kuota solar subsidi yang disalurkan telah melebihi 23 persen dari kuota yang ditetapkan.  Tahun ini kuotanya sebesar 27 ribu ton.

“Tapi diluar dari itu, sudah bukan wewenang Pertamina,” tutur Susanto. Ia menjelaskan sesuai tupoksi, Pertamina hanya menyalurkan dan mendistribusikan solar subsidi agar tepat sasaran di masyarakat.

“Itu tupoksi kita,” ujarnya.

Sebelumnya perwakilan sopir truk Balikpapan yang tergabung dalam Truk Comunity Balikpapan dan Asosiasi sopir dump truk Sumber Kaltim mengaku belum mendapat solusi komprehensif.

Perwakilan sopir, Alex, mengatakan pihaknya merasa kecewa. Musababnya hasil pertemuan dengan Pertamina belum sesuai tuntutan dan harapan. Pertemuan itu dihelat usai aksi unjuk rasa bersama mahasiswa di Lapangan Merdeka pada Rabu (23/3) lalu.

Dalam pertemuan dengan Manajemen Pertamina, tuntutan para sopir agar kuota solar subsidi ditambah sulit bisa dipenuhi.  Selama ini para sopir kerap mengeluhkan sulitnya mencari solar.

“Hasilnya jawaban saja, tidak sesuai ekspetasi. Kami tidak mendapat jawaban konkrit terkait apa yang disuarakan,” ujarnya.

Ia bilang jika tuntutan tetap tak bisa dipenuhi, pihaknya akan melakukan aksi kembali.

Alasannya kelangkaan solar sangat berdampak luas. Efek dominonya bukan saja dirasakan sopir, melainkan masyarakat. Untuk itu para sopir meminta kouta solar bisa disesuaikan dengan jumlah kendaraan dan kebutuhan lapangan.

I Pewarta: Gopek I Redaktur: Jihana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button