Warta

Denny Sorot Sengkarut Hukum

KLIK BALIKPAPAN – Guru Besar Hukum Tata Negara Denny Indrayana menyoroti praktik mafia hukum yang menghambat kemajuan dunia usaha. Ia mencontohkan, praktik korupsi dan mafia hukum masih merusak sendi-sendi penegakan hukum.

Hal itu diungkap Denny dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-50 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang mengangkat tema “Reinsure Legal Certainty as a Fundamental for Economic Growth” pada akhir pekan.

Ia mencontohkan praktik mafia hukum di Kalimantan Selatan yang merupakan tanah kelahirannya. Menurutnya, hampir tiap hari menerima pesan Whatsapp tentang ilegal mining dan penyerobotan lahan yang terjadi di Kalsel.

“Bisa dibayangkan, perbuatan ilegal mining sama seperti mencuri di siang bolong. Ketika orang menjarah batubara di wilayah izin yang sah, tidak mungkin dilakukan dengan cangkul. Tentu yang digunakan adalah puluhan alat berat seperti excavator dan truk-truk besar,” jelas Denny dalam keterangan pers, Senin 13 Juni 2022.

Ia meyakini, menuntaskan praktik mafia tambang di Kalsel bukan perkara sulit. Namun kehadiran mafia hukum, menurutnya, menyebabkan aksi tersebut sulit diberantas.

Related Articles

“Tidak sulit, bahkan terlalu mudah bagi aparat penegak untuk menangkap dalang dan pelakunya. Namun faktanya, tidak demikian. Mafia hukum telah memberi tip kepada oknum penegak hukum kita, sehingga ilegal mining dan penyerobotan lahan berkembang biak dan sangat sulit dihentikan,” bebernya.

Denny juga menceritakan saat mafia peradilan menjelma menjadi mafia hukum. Saat itu, Denny mengingat, Presiden keenam RI SBY pernah mengatakan praktik mafia bukan pada tataran penegakan hukum saja, melainkan praktik mafia ini telah terjadi sejak pembuatan hukumnya atau proses legislasi.

“Sehingga tindak tanduk mereka tidak hanya sesempit lingkup pengadilan, melainkan lebih luas hingga penyusunan suatu undang-undang,” jelas Denny.

Hal inilah yang menginspirasi pembentukan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum di era Presiden SBY. Sayangnya, Satgas ini hanya bertahan 2009-2011 dan tidak dilanjutkan.

“Karena dinamika politik yang cenderung dipengaruhi kelompok yang merasa bisnisnya telah terganggu,” ungkap Denny.

I Pewarta: Ryan I Redaktur: Jihana

Back to top button