KLIK BALIKPAPAN – Sebuah laporan terbaru menyebutkan mata uang digital bitcoin telah digunakan sebagai alat donasi bagi sejumlah lembaga di Ukraina.
Hal itu digunakan agar kelompok masyarakat di Ukraina bisa bersiap di tengah kekhawatiran serangan dari Rusia, yang memicu kekhawatiran Perang Dunia III.
Dilaporkan Al Jazeera, pada Rabu 9 Februari 2022, lembaga peneliti blockchain Elliptic menunjukkan ada peningkatan signifikan dari fulus LSM Ukraina. Salah satunya Come Back Alive yang berbasis di Kyiv. Lembaga itu telah mengumpulkan US$ 200 ribu hanya dalam rentang waktu tiga tahun.
Come Back Alive mengakui pihaknya menyediakan material dan pasokan medis bagi tentara Ukraina termasuk drone, teropong senapan sniper, dan sistem pengawasan bergerak.
Peneliti Elliptic mengungkap mata uang kripto yang bisa dikirim dan diterima secara anonim, membuka pintu kesempatan bagi organisasi untuk mengumpulkan uang.
“Bahkan jika perusahaan keuangan tidak mengizinkan atau memeriksa rekening dengan ketat,” papar peneliti Elliptic.
Tak hanya Come Back Alive. Dalam laporan Elliptic, disebutkan pula Aliansi Siber Ukraina yang berhasil mengumpulkan hampir US$ 100 ribu selama setahun terakhir melalui aset digital, kripto.
Dana itu digunakan untuk menelisik informasi rahasia tentang pihak berwenang Rusia.
Ukraina sendiri dilaporkan telah melakukan pelatihan kepada warga sipilnya agar dapat menjadi komponen cadangan. Ini dilakukan menyusul langkah Rusia yang saat ini bersitegang dengan negara itu memiliki jumlah militer yang jauh lebih banyak.
Rusia telah melakukan mobilisasi pasukannya secara besar-besaran ke wilayah dekat Ukraina. Hal ini memicu kekhawatiran Kiev akan adanya invasi mirip dengan kejadian Krimea pada 2014 lalu. Krimea sendiri telah lepas dari Ukrania dan saat ini dimiliki Rusia.
Hal ini membuat Ukraina memanggil Amerika Serikat dan NATO, yang dikenal sebagai pesaing utama Rusia. Ukraina juga mengajukan diri untuk mengikuti blok pakta tersebut.
Sejauh ini Rusia beralasan mobilisasi pasukan untuk berjaga-jaga jika Ukraina masuk ke dalam NATO. Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa perang besar bisa terjadi bila Kiev dan NATO melakukan operasi militer demi merebut Krimea.
Perang Rusia-Ukraina kemungkinan besar bakal meletus. Bahkan jika hal itu terjadi, bisa menciptakan Perang Dunia ketiga.
Panglima Angkatan Bersenjata Rusia, Letnan Jenderal Valeriy Zaluzhny, memastikan pasukannya telah berada dalam status siaga penuh menghadapi semua kemungkinan yang akan terjadi.
Dikutip dari Daily Mail, laporan intelijen Ukraina memastikan ada sekitar 127 ribu pasukan militer Rusia yang berada di sepanjang perbatasan. Laporan itu menyebut pasukan Rusia tinggal menunggu perintah untuk melancarkan serangan. Apalagi saat ini ada lebih dari enam ribu unit alat utama sistem persenjataan atau alutsista, yang dikerahkan militer Rusia ke perbatasan.
Jumlah itu terdiri dari 1.300 unit tank, 1.680 artileri roket dan rudal, dan 3.700 unit kendaraan tempur lapis baja. Sedangkan militer Ukraina hanya memiliki jumlah personel aktif sekitar 255 ribu.
I Pewarta: Zen I Redaktur: Jihana