Produsen Terompet Rugi Belasan Juta

Dari ribuan terompet yang diproduksi, tak ada satupun yang terjual.

KLIK BALIKPAPAN – Malam pergantian tahun dari 2020 ke 2021 terasa berbeda dari perayaan pergantian tahun sebelumnya. Umumnya, pergantian tahun dimeriahkan riuh rendah terompet. Namun, lantaran pelarangan pesta dari pemerintah, perayaan tak seperti biasanya. Ini berdampak meruginya produsen terompet.

Seperti Rusni, misalnya. Ia produsen terompet yang juga mendistribusikan produknya itu ke pedagang di Balikpapan. Para pedagang mengambil produk mainan darinya untuk dijual kembali. Namun tahun ini, tak ada satupun dari trompet Rusni yang terjual.

Rusni mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi ini. Padahal, ia telah memproduksi 2.000 trompet dan topeng mainan untuk dijual pada momen perayaan tahun baru. Karena ada pelarangan yang dikeluarkan pemerintah, produknya disimpan kembali.

“Biasanya jualan di Lapangan Merdeka. Karena di sana ditutup jadi gak bisa jualan,” ujarnya, Rabu 30 Desember 2020. Ia mengaku akan menyimpan terompet itu sampai tahun baru berikutnya. Itu pun jika masyarakat masih bisa menggelar perayaan malam tahun baru 2022.

“Terpaksa dibungkus kembali. Kalau tahun depan sudah diizinkan, nanti dijual. Kita masukin lagi dalam kardus,” ujarnya.

Rusni bilang untuk membuat ribuan terompet, harus menyiapkan modal minimal Rp 17 juta. Namun, hingga saat ini tak ada satupun terompetnya yang terjual.

“Terpaksa berhenti dulu. Jadinya gak ada pemasukan,” aku Rusni. Padahal, ia masih memiliki sejumlah bahan untuk mengantisipasi jika permintaan terompet melimpah. Sayang, niat itu pupus.

Penulis: Taufik I Editor: Maula

Exit mobile version