Haul ke-2 Kiai Ayip
KLIK BALIKPAPAN – Masyarakat dari pelbagai kalangan memenuhi Peringatan Haul ke-2 Pengasuh Pondok Buntet Cirebon, KH Ayip Abdulloh Abbas, Senin 7 Maret 2022.
Haul dihelat di kediaman Kiai Ayip Blok Dukuh Tower SCTV, Padabeunghar, Kuningan Jawa Barat. Sejumlah agenda turut mengiringi haul tersebut. Antara lain, santunan anak-anak yatim, pengobatan gratis, perlombaan Islami yang diikuti anak-anak, dan agenda kemanusiaan lain.
Salah satu jamaah, Liem Che Cung mualaf yang berganti nama jadi Muhammad Alif Belik, mengatakan agenda haul Kiai Ayip kali ini turut diisi pelbagai acara sosial untuk masyarakat umum.
“Acara haul diisi santunan anak-anak yatim, baksos terapi pengobatan gratis bagi warga desa sekitar, yang bekerjasama dengan tim Amal Bakti Husada Puser Bumi Nuswantara,” ujar Liem Che Cung, melalui pesan elektronik, Senin.
Menurut Liem Che Cung pengobatan gratis itu dibantu sejumlah terapis gabungan. “Para terapis khusus ini menguasai pelbagai macam metode terapi. Mereka ikut membantu pengobatan gratis untuk masyarakat umum,” jelas Alif, sapaan karibnya.
Ia mengatakan pengobatan gratis tersebut dihelat usai agenda haul. “Para terapi yang hadir, sinshe Tedi Permana, Sifu Ahmad, Bang Acun, Kang Iman, Bang Kolam, Toni. Alhamdulillah warga yang datang ramai banget dengan pelbagai keluhan penyakit. Haul juga dihadiri teman-teman PCNU, acara ditutup dengan shalawatan dan doa bersama,” terangnya.
Kiai Ayip Abdulloh Abbas, yang lebih karib disapa Kang Ayip, wafat pada 7 Maret 2020.
Kiai dikenal sebagai kiai nyentrik yang dekat dengan seluruh kalangan. Dari geng motor, anggota DPR RI sampai pejabat teras Istana. Dakwahnya fokus mengajak umat mencintai shalawat dan mengasihi anak yatim. Jamaah shalawatan yang dibinanya juga terserak di pelbagai daerah di Indonesia.
Dilansir NU Online, Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia aka Lesbumi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU Abdullah Wong, mengatakan pesan yang ditangkap semasa Kang Ayip Abbas hidup adalah istiqomah bersalawat.
“Beliau bukan orang yang sok menasihati, apalagi menggurui,” ujar Penulis Novel Mata Penakluk Manaqib KH Abdurrahman Wahid, itu. Baginya, Kiai Ayip Abdullah Abbas termasuk sosok yang sangat sederhana.
Ia tak ingin menampakkan diri sebagai seorang kiai yang sering tampil berorasi di atas panggung.
Menurutnya, Kiai Ayip Abbas sosok yang lebih suka bersosial dengan masyarakat. Tidak melihat latar belakang seseorang, Kiai Ayip Abbas selalu mengajak kebaikan dan bermanfaat bagi orang lain.
“Bagaimana beliau dekat dengan anak yatim. Ditambah lagi merangkul geng motor. Itu menunjukkan keberagamaan itu sikap, bukan semata menyitir ayat-ayat,” ujarnya.
Kiai Ayip pernah menempuh studi di Lucknow, Uttar Pradesh, India di bawah bimbingan Syekh Abul Hasan Ali Hasani An-Nadwi, seorang ulama tersohor dari Negeri Bollywood pada abad 20.
Khidmatnya pada Nahdlatul Ulama ditunjukkan dengan keaktifannya sebagai Dewan Khos Pimpinan Pusat Pencak Silat Pagar Nusa dan pengurus Rabithah Maahid Islamiyah PBNU.
Jauh sebelum itu, Kiai Ayip turut mendampingi ayahnya KH Abdullah Abbas, sosok kiai sepuh yang sangat dihormati Gus Dur.
Kiai Ayip wafat di usianya ke-53 tahun. Kiai Ayip meninggalkan satu orang isteri, Nyai Aliyah dan tiga orang putri, yaitu Fatimah azzahra (18), Fakhita fadla (15) dan Sayyidah Nafisah (1.5).