KLIK BALIKPAPAN – Wakil Ketua Parlemen Provinsi Kaltim, Muhammad Samsun mengingatkan, pindahnya Ibu Kota Negara menjadi tantangan sekaligus peluang bagi provinsi ini. Utamanya terkait memenuhi kebutuhan pangan yang diproduksi petani lokal.
Apalagi, sambung Samsun, pemenuhan pangan masih didominasi dari luar Kaltim.
Ia bilang, saat ini dengan penduduk Kaltim sekitar 3,5 juta jiwa, sekitar 70 persen mendatangkan daging dari luar. Sedangkan kebutuhan beras sekitar 30 persennya disuplai dari luar.
“Apalagi jika nanti ada penambahan sekitar 4 juta jiwa warga IKN,” ujar Samsun, dikutip dari Antara, Rabu 17 Agustus 2022. Ini berarti Kaltim harus serius mengembangkan sektor pertanian dalam arti luas.
Mulai dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, hingga peternakan, terutama peternakan kambing dan sapi yang memang masih minim di Kaltim.
Samsun berharap dinas terkait tidak monoton dalam memajukan pertanian, sebab hal yang dibutuhkan saat ini inovasi pejabat di masing-masing dinas. Khususnya untuk memajukan pertanian, terutama melalui pola intensifikasi lahan, termasuk sarana dan prasarana pertanian.
“Saya minta dinas terkait inovatif dalam usulan program pertanian, tidak monoton, tidak konvensional dari tahun ke tahun begitu terus sehingga tidak ada perkembangan,” ingatnya. Akibatnya, lanjut Samsun, hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, masih jauh dari swasembada pangan.
Ia juga mengatakan lahan pertanian di Kaltim masih luas dan belum termanfaatkan. di sisi lain, jumlah petaninya masih kurang karena minimnya dukungan sapras pertanian. Padahal keberadaan sapras diyakini mampu meningkatkan produktivitas.
Dari data Badan Pusat Statistik Kaltim, luas panen padi di Kaltim pada 2021 sekitar 66,27 ribu hektare. Jumlah ini mengalami penurunan sebanyak 7,3 ribu ha atau minus 9,92 persen jika dibanding tahun 2020 yang sebesar 73,57 ribu ha.
Produksi padi Kaltim tahun 2021 sebanyak 244,68 ribu ton gabah kering giling, mengalami penurunan sebanyak 17,76 ribu ton GKG. Atau menurun 6,77 persen jika dibanding tahun 2020 yang sebesar 262,43 ton GKG.
Sedangkan produksi beras pada 2021 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 142,32 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 10,33 ribu ton atau 6,77 persen dibanding produksi beras di tahun 2020 yang sebanyak 152,65 ribu ton.
Untuk kebutuhan daging sapi di Kaltim rata-rata per tahun 100 ribu ekor, namun jumlah yang mampu disiapkan peternak lokal rata-rata 23 ribu ekor per tahun, sehingga lebih dari 70 persen masih didatangkan dari luar daerah.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi dinas terkait untuk melakukan inovasi agar kita mampu swasembada,” tegasnya. Ia juga mengingatkan fakta ini juga menjadi peluang bagi masyarakat Kaltim untuk berinvestasi dan berusaha dalam produksi pangan.
“Karena peluangnya cukup besar untuk memenuhi kebutuhan warga IKN dan sekitarnya,” ujarnya.
I Pewarta: Yoyo I Editor: Muchlis