KLIK BALIKPAPAN – Pendukung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berpotensi bisa berkurang. Musababnya, saat ini ia sedang kisruh dengan Pengurus Besar NU, dan cekcok dengan keluarga Gus Dur.
Cak Imin sudah lama bersitegang dengan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf. Saat bersamaan, ia juga berantem dengan Yenny Wahid, sang putri Gus Dur.
Perang Cak Imin dan Yenny makin panas. Usai menyinggung soal capres elektabilitas rendah dan etika, Yenny juga membongkar kelakuan Cak Imin yang memecat Gus Dur dari PKB.
“Saya hanya ingin meluruskan sejarah. Saat ini seolah-olah ada upaya menghapuskan sejarah PKB, seolah-olah Gus Dur itu masih berada di PKB. Banyak masyarakat yang tidak memahami bahwa Gus Dur, lewat Muktamar Ancol, Gus Dur sebagai pendiri PKB telah dikeluarkan dari PKB,” beber Yenny.
Peristiwa itu, lanjut Yenny, seharusnya menjadi pembelajaran politik bagi masyarakat. Sayangnya, kejadian itu seakan tidak ada. Padahal, Gus Dur salah satu pendiri PKB yang diperlakukan tidak pantas oleh Cak Imin.
“Kalau terhadap pendiri partai saja diperlakukan seperti itu, tentu kita khawatir bagaimana nanti akan memperlakukan rakyat, mendengarkan suara aspirasi, memperjuangkan kepentingan mereka. Kira-kira begitu sih itu yang menjadi keprihatinan saya,” ingat Yenny.
Ia melanjutkan, saat ini PKB dikelola dengan berdasarkan paranoid. Katanya, banyak tokoh senior PKB yang dulu membangun PKB bersama Gus Dur dikeluarkan dari partai. Bahkan, Cak Imin memecat teman-temannya sendiri dari partai.
“Ini ibaratnya PKB digembok dari dalam, semua kader senior nggak masuk, semua. Tokoh-tokoh semua, Pak Mahfud MD, Pak Ali Masykur, itu banyak sekali tokoh yang bahkan sebagian hijrah ke partai lain, tapi hatinya tetap di PKB. Cuma ya itu dikunci dari dalam,” sesal Yenny.
Hubungan Cak Imin dengan keluarga Gus Dur kurang harmonis sejak lama. Hal itu terjadi sejak ia menguasai PKB pada 2008. Muktamar Luar Biasa yang digelar di Hotel Mercure Ancol, memutuskan Cak Imin kembali duduk sebagai Ketua Umum PKB setelah dipecat Gus Dur.
Cak Imin langsung mendepak Yenny dari jabatan Sekretaris Jenderal PKB dan menunjuk Lukman Edy sebagai penggantinya. Posisi Gus Dur sebagai Ketua Dewan Syuro juga digantikan KH Aziz Mansyur.
Perang dengan Yenny, menambah musuh Cak Imin. Sebelum panas dengan Yenny, Imin juga berkonflik dengan Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf. Gus Yahya tidak ingin NU dijadikan alat politik PKB. Cak Imin pun membalasnya. Katanya, pernyataan Gus Yahya tidak akan berpengaruh pada PKB.
Bahkan, Cak Imin langsung menyerang Gus Yahya dengan mengunggah sebuah foto santri memakai kaus bertuliskan ‘Warga NU Kultural Wajib ber-PKB. Struktural, SAKAREPMU!’ pada Senin (16/5). Tak tinggal diam organisasinya sering dijadikan alat manuver, Gus Yahya balik nyerang Imin. “Warga NU wajib bahagia, PKB sekarepmu”.
Apakah perang Imin dengan Yenny dan PBNU akan menggerus suara pendukung Imin dan PKB?
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan, konflik Imin dan keluarga Gus Dur bukan hal baru. Menurutnya, konflik keduanya berdampak pada konsolidasi PKB menghadapi pemilu.
“Seingat saya, suara PKB mengalami penurunan signifikan. Dari 10 persen di Pemilu 2004 menjadi 5 persen di Pemilu 2009,” ujarnya, dikutip dari Rakyat Merdeka, Selasa 28 Juni 2022.
Ddengan adanya konflik dengan PBNU, lanjut Qodari, akan berdampak pada suara PKB. Apalagi, PKB selama ini pemilihnya banyak dari NU.
Lalu apa kata PKB soal konflik Imin?
Waketum PKB Jazilul Fawaid menganggap, isu PKB Gus Dur dan PKB Cak Imin sudah selesai. PKB enggan membahas kembali persoalan yang telah lampau, karena sudah menjadi memori masa lalu.
Soal konflik Yenny dan Imin, lanjutnya, akan mereda dan selesai dengan sendirinya. PKB tidak akan terpengaruh dengan saling sindir Yenny dan Cak Imin.
Ia memastikan, PKB yang saat ini dipimpin Imin sudah solid. “Nggak ngaruh. Kami Solid untuk melakukan kerja kerja produktif untuk kebesaran PKB,” klaimnya.
I RM