KLIK BALIKPAPAN – Sejak Juli 2019, Balikpapan mulai mempersiapkan diri melakukan transformasi kota untuk menjadi smart city. Di tahun itu, Program Balikpapan Smart City dimulai dengan melakukan Bimbingan Teknis Tahap Pertama Gerakan Menuju 100 Smart City.
Kala itu, agenda dihelat di Aula Kantor Wali Kota, pada Selasa dan Rabu 9-10 Juli 2019. Agenda ini tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Pemerintah Balikpapan, ihwal Implementasi Gerakan Menuju 100 Smart City Kota Balikpapan.
Tapi, apa dan bagaimana mewujudkan smart city?
Smart city bagian dari konsep penataan kota modern yang telah banyak diterapkan di pelbagai kota di negara maju. Di antaranya dengan mengintegrasikan teknologi informasi serta komunikasi dengan bantuan jaringan perangkat internet of things.
Penerapan ini diharapkan bisa mencipta efisiensi kota, perbaikan layanan publik, serta menunjang kesejahteraan masyarakat. Karena itu, smart city tak melulu soal IT.
Sampai saat ini di Indonesia masih banyak kendala mewujudkan konsep Kota Pintar.
Masalahnya beragam: belum adanya infrastruktur penunjang, kesiapan pemerintah daerah sampai kondisi masyarakat yang masih belum siap memanfaatkan inovasi teknologi digital.
Kota Pintar mengacu pada kota yang berhasil melakukan integrasi teknologi, informasi dan keterlibatan stake holder-masyarakat sehingga memudahkan aktivitas tata kelola dan operasional sehari-hari.
Tujuan integrasi teknologi untuk menunjang efisiensi, memudahkan aktivitas pembagian informasi ke masyarakat, serta perbaikan fasilitas pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Di Indonesia sudah ada beberapa kota yang mulai mengimplementasikan konsep Kota Pintar. Salah satunya, Jakarta melalui program yang dicetuskan sejak tahun 2014, Jakarta Smart City.
Surabaya juga tertarik mengadopsi konsep smart city. Hal ini dibuktikan dengan penerapan sistem tilang daring atau online bagi pengendara yang melanggar aturan lalu lintas.
Dalam catatan KLIK, pada penghujung tahun 2021, Dinas Komunikasi dan Informatika Balikpapan telah melakukan sosialisasi Masterplan Smart City Balikpapan, pada Selasa 16 November 2021.
Kala itu, menghadirkan narasumber Pegiat Smart City, yang juga Direktur PT Tata Cipta Teknologi Indonesia, Daniel Hary Prasetyo.
Daniel menjelaskan, smart city dibangun dengan menyesuaikan kondisi di masyarakat. Sebab setiap daerah memiliki kebutuhan yang berbeda. Ada yang membangun dari lingkungan, infrastruktur, IT, dan lainnya.
Ia memaparkan, smart city tidak selalu berhubungan dengan IT. Sebagai gambaran, suatu daerah bisa saja membuat inovasi, misalnya, melibatkan masyarakat membersihkan parit dan mengubahnya sebagai kolam ikan.
IT hanya sebagai penunjang jika butuh aplikasi, tapi tidak melulu soal IT. Daniel bilang, Pemerintah Balikpapan telah memiliki master plan smart city sejak 2019. Ia menilai saat ini telah berjalan sesuai rencana.
Ketua Ikatan Arsitek Kaltim, Wahyullah Bandung, sangat mendukung percepatan smart city Balikpapan. Ia mengakui Balikpapan memiliki potensi besar untuk mewujudkan Kota Pintar. Terlebih, kota ini menjadi salah satu kota terbaik di Kaltim.
Wahyullah menegaskan IAI Kaltim siap bekerjasama dengan pihak terkait untuk mempercepat perwujudan Balikpapan Smart City. Semisal bekerjasama dengan Dinas PU dengan merancang desain dan pembangunan konsep poin smart branding.
“Kita bisa membuat seperti di Jakarta, membangun sudut-sudut selfie yang instagramable. Tempat-tempat publik yang eye catching, warna warni dan menarik dikunjungi warga,” papar Wahyullah, Minggu 27 Maret 2022. Ia membayangkan Balikpapan bisa membangun kota wisata yang hijau.
Selain itu, Wahyullah juga menyoroti sejumlah ruas jalan di Balikpapan. Ke depan, untuk mewujudkan Balikpapan sebagai Kota Pintar perlu dibangun jalan yang ramah bagi seluruh pengguna. “Kita berikan akses nyaman untuk pejalan kaki, penyandang disabilitas dan semua,” ujar Wahyullah.
Kendati begitu, pembangunan tersebut harus mengutamakan keramahan lingkungan. Hal ini sekaligus memberi solusi dalam penanganan banjir di Balikpapan. “Jadi tidak asal bangun,” tegasnya.
Ia pun menilai penerapan smart city tidak akan bisa terwujud jika hanya diusahakan pemerintah. Pihak swasta perlu turut tangan agar konsep kota pintar bisa segera direalisasikan.
“Untuk itu IAI Kaltim siap bergandeng tangan dengan Pemerintah Balikpapan dan Pemerintah Provinsi untuk mewujudkan Kota Pintar di beberapa kota di Kaltim,” ujar Wahyullah. Perwujudan Kota Pintar perlu didukung seluruh elemen masyarakat, termasuk pihak swasta.
Khusus IT, di Indonesia, sudah ada Matakota sebagai pihak swasta yang ikut membantu pemerintah dan masyarakat mewujudkan konsep smart city. Matakota memiliki peranan menginput pelbagai informasi. Semisal, kondisi lalu lintas, tindak kriminal, bencana alam, sampai berita anak orang hilang.
Tak hanya Matakota. Ada pula Qlue. Pihak swasta yang terjun dalam pengimplementasian konsep Kota Pintar. Bedanya dengan Matakota, Qlue berkontribusi menyediakan fasilitas bagi masyarakat di sejumlah kota untuk menyampaikan keluhan atau masukan perihal kondisi dari fasilitas umum.
Membahas smart city, tidak bisa juga dilepaskan dari peranan IoT atau internet of things. Alasannya, internet of things menjadi kerangka vital dalam proses perwujudan konsep kota masa depan.
Dengan perangkat IoT, proses pengiriman informasi dan aktivitas lanjutan bisa dilakukan melalui jaringan, dan hanya sedikit membutuhkan campur tangan manusia. Dengan kata lain, internet of things membuka kesempatan beragam fungsi dan fasilitas smart city agar bisa berjalan secara otomatis.
Ada tiga elemen utama yang dibutuhkan mengoperasionalkan perangkat IoT. Ketiga elemen itu: perangkat fisik, aplikasi, dan jaringan internet. Saat seluruh elemen terpenuhi, pelbagai perangkat lain mampu dikustomisasi atau disesuaikan kebutuhan penggunanya.
Penerapan internet of things guna mewujudkan konsep smart city sangat beragam. Batas implementasi IoT ini hanya imajinasi dan kemampuan atau skill pengembangnya.
Untuk memudahkan pemahaman ihwal peranan internet of things dalam penerapan smart city, berikut beberapa contoh penerapan dari teknologi:
Smart Lightning
Smart lightning, sebagai contoh penerapan internet of things yang mudah ditemui di smart city. Melalui smart lightning, aktivitas pemantauan lampu jalan dan lalu lintas jauh lebih mudah dilakukan. Selain itu, lampu-lampu di area publik bisa dimatikan dan dinyalakan secara otomatis dari jarak jauh.
Smart Parking
Melalui smart parking, masyarakat lebih mudah mendapat tempat parkir untuk kendaraan. Bahkan, fasilitas ini memungkinkan pengendara memesan spot parkir terlebih dahulu sebelum sampai ke lokasi. Di Indonesia, teknologi smart parking telah cukup mudah ditemui karena ada sejumlah startup yang menyediakan fasilitas ini.
Waste Management
Sebuah kota tidak akan disebut smart city tanpa kemampuan mengelola sampah yang mumpuni. Karena itu, adanya perangkat internet of things, kota pintar bisa menerapkan teknologi waste management atau manajemen limbah agar volume sampah di tempat penampungan dapat dipantau dari jauh.
Dengan metode ini, petugas kebersihan tidak lagi mendatangi setiap tempat sampah di sudut kota.
Connected Manhole
Connected manhole menjadi solusi memantau suhu gorong-gorong bawah tanah. Tak hanya berperan sebagai penyalur air bawah tanah, gorong-gorong umumnya dimanfaatkan sebagai jalur dari pipa gas dan tempat menyimpan kabel.
Smart Electricity
Dengan penerapan smart electricity, layanan listrik dapat memantau langsung data penggunaan listrik masyarakat secara langsung, tanpa perlu mengirim petugas mengecek pemakaian listrik di setiap rumah.
Sampai Maret 2022, setidaknya sudah ada delapan kota yang telah menerapkan Smart City. Yakni Jakarta, Semarang, Denpasar, Makassar, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi dan Bandung.
Di kota itu, umumnya smart city memiliki enam dimensi. Dari smart economy, smart live, smart living, smart people, smart mobility, dan smart governance.
Berikut penjelasan singkat delapan kota yang menerapkan smart city:
- Jakarta
Smart City Lounge yang dipakai di Ibu Kota Jakarta menjadi pusat kontrol dan mampu menerima pengaduan masyarakat. Dari sosial, macet, banjir, sampah, kriminalitas, pelayanan publik dan masalah lain di DKI Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta juga membuat akses layanan publik dengan memanfaatkan aplikasi e-Uji Emisi yang dikembangkan Dinas Lingkungan Hidup. Aplikasi JakEvo milik Dinas PM dan PTSP, ada juga aplikasi TijeKu yang disediakan Transjakarta untuk membuat perjalanan lebih mudah.
Selain itu, platform Cepat Respon Masyarakat. Ini terdiri dari kanal pengaduan resmi yang dipakai masyarakat. Selanjutnya aplikasi Citizen Relations Management yang dipakai Organisasi Perangkat Daerah untuk menindaklanjuti laporan. Dengan konsep ini puluhan ribu masalah di Jakarta setiap bulannya dapat ditangani secara efektif dan efisien.
- Bandung
Smart City di ibu kota Jawa Barat ini memanfaatkan Hay U untuk perizinan online, SIP untuk rapor Camat oleh warga, citizen complaint online, Silakip untuk memonitoring kerja Pemkot dan penggunaan sosial media Twitter sebagai ajang komunikasi warga.
- Makassar
Di ibu kota Sulawesi Selatan ini bisa memantau kemacetan dan sistem pembayaran parkir online. Makasar juga memiliki Makassar Smart Card untuk mengatur sistem pemerintahan dan pembayaran.
- Surabaya
Dalam smart governance, Pemerintah Surabaya mengimplementasikan sistem keuangan daerah secara digital. Selain itu, Pemkot Surabaya juga memasang CCTV di 635 titik jalan. Termasuk, penerapan smart mobility yang memiliki fungsi seperti intelligent transportation system
- Semarang
Ibu kota Jawa Tengah ini punya sistem informasi perencanaan daerah, informasi monitoring evaluasi, pelaporan warga online terintegrasi, aplikasi CCTV publik, sampai sistem perizinan bangunan yang dapat diurus tanpa perlu datang ke kantor pemerintah.
- Yogyakarta
DIY Yogyakarta digunakan sistem kelistrikan melalui smart grid yang mengatur penggunaan pembangkit listrik dengan Energi Baru Terbarukan dan energi fosil.
Pembangkit itu perlu diatur karena tidak selamanya EBT bisa terus beroperasi. Kelancaran operasi perlu disangga pembangkit fosil. Selain itu, di sisi pelanggan melalui smart grid juga bisa mengatur menggunakan listrik secara otomatis sesuai kebutuhan sehingga bisa tercipta penghematan.
- Denpasar
Damamaya Denpasar Cyber Monitor dengan pelbagai aplikasi smart city disinergikan dalam satu ruangan. Meliputi bencana dengan nomor telepon gawatdarurat 112, pemantauan banjir, ATCS, Pengaduan Rakyat Online Denpasar, Geografik Informasi System, dan E-Sewaka Dharma.
- Banyuwangi
Banyuwangi menerapkan smart government. Realisasinya, Pemerintah menyelenggarakan layanan berbasis elektronik, sistem informasi keuangan online dan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangununn secara drive thru.
Balikpapan diharapkan bisa segera mengikuti langkah kota lain yang lebih dulu menerapkan konsep Kota Pintar. Sejauh ini penguatan literasi smart city Balikpapan telah dilakukan melalui beberapa kegiatan.
Di antaranya dengan pencanangan smart city pada tahun 2020, sosialisasi literasi pada ASN, masyarakat dan komunitas serta pada publik secara online pada 2020 sampai 2022.
Isu strategis diharapkan mendapat perhatian seluruh pihak, terutama dalam penerapan smart city. Masterplan Smart City seluruh kepala OPD juga harus terintegrasi Renstra dan RPJMD Balikpapan tahun 2021-2026.
Balikpapan, pasti bisa segera mewujudkan sebagai Kota Pintar!
Pelbagai sumber I Pewarta: Siska I Redaktur: Jihana