Humaniora

Sejarah Rapak Berdarah

KLIK BALIKPAPAN – 21 Januari 2022. Hari itu mungkin, tidak dilupakan warga Balikpapan. Hari berduka untuk Kota Minyak. Bahkan, untuk Indonesia. Musababnya, Jumat kelabu itu terjadi tragedi yang menyayat hati. Sebuah truk tronton menabrak kendaraan lain di depannya hingga menyebabkan banyak korban luka dan meregang nyawa. Darah, tercecer dimana-mana. Isak tangis dan teriak kepanikan menggema.

Tabrakan maut itu sampai menyita perhatian Istana. Dari menteri hingga Jokowi. Kecelakaan maut di Jalan Raya Soekarno Hatta simpang Muara Rapak, Balikpapan, begitu cepat. Hanya hitungan detik. Tapi dampak dari satu truk tronton naas itu yang menyeruduk kendaraan roda empat dari mobil, pick up, dan angkot, serta belasan motor: begitu fatal.

Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Yusuf Sutejo menerangkan, dari penelusuran polisi dan olah TKP, penyebab kecelakaan diduga karena truk mengalami rem blong.

Sopir truk sudah berusaha menurunkan kecepatan dengan menggunakan engine brake. Tapi, upaya itu tidak berhasil. Truk tetap meluncur dan menabrak belasan kendaraan di depannya.

“Karena kondisi geografis jalan tersebut menurun dan kondisi truk tronton tersebut secara teknik, hasil pemeriksaan awal kita remnya blong,” terang Yusuf, pada awak media, Jumat 21 Januari 2022.

Related Articles

Sopir yang bernama Muhammad Ali mengendarai truk tronton nomor polisi KT-8534-AJ itu bermuatan kontainer 20 fit, berisi kapur pembersih air seberat 20 ton. Sampai saat ini belum terjawab, untuk siapa dan untuk apa kapur pembersih sebanyak itu?

Tragedi berdarah Muara Rapak, bukan ini saja. Bukan pula banyak nyawa meregang karena kecelakaan. Tapi, mengulik sejarahnya: Rapak pernah menjadi satu titik perjuangan masa lampau. Yang juga banyak mengalirkan darah dan memakan korban nyawa dari para pendahulu bangsa dan pejuang Indonesia.

Muara Rapak menjadi salah satu daerah tempat bersejarah dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia di tanah tercinta, Balikpapan. Tanah Rapak pernah menjadi saksi dahsyatnya pertempuran para pejuang bangsa sekitar tahun 1945 pada bulan November.

Dalam catatan sejarah, ada tiga pemuda yang memimpin pertempuran di Kaltim kala itu. Mereka adalah Abdul Moetolib, Sugito, dan Fakhir Muhammad. Mereka sempat gagal mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Karanganyar, 13 November 1945.

Karena diburu Belanda, mereka bersiasat untuk menghilangkan jejak sampai ke Muara Rapak. Hari ke hari mereka dicari, menjadi bidikan tentara Belanda. Sejak dulu kala, Rapak telah menjadi pusat pertemuan para penjajah sebelum bangsa ini merdeka.

Para mantan tawanan Belanda dari Jepang, bahkan kerap mengunjungi kawasan Rapak. Saat itu mereka menyambangi club malam milik Belanda, bernama Manila Club.

Pertempuran dahsyat pun pernah bergejolak di Muara Rapak antara pejuang kemerdekaan Indonesia melawan tentara Belanda. Pertempuran dimenangkan pejuang kemerdekaan berkat kelihaian mereka memahami peta perang di kawasan ini.

Selang waktu berjalan, sekitar tahun 1992 kawasan Muara Rapak juga menjadi lokasi strategis yang menjadi salah satu kawasan pertokoan pertama di Balikpapan.

Dalam sejarah pertokoan modern atau mall di Balikpapan, diawali dengan dibangunnya Tiga Jaya Departemen Store, Toko Matahari, dan Toko Delta. Tiga toko itu berlokasi di sekitar kawasan Muara Rapak. Seiring waktu bermunculan Mall Plaza Balikpapan yang saat itu bernama Balikpapan Center.

Kala itu Tiga Jaya membeli lahan di sebelah Hotel Gajah Mada lalu merenovasi toko yang sudah ada sebelumnya menjadi 3 lantai. Langkah ini untuk mengambil beberapa persen dari para pengunjung Balikpapan Center agar dapat berkunjung juga ke Toko Tiga Jaya, yang jaraknya hanya sekitar 10 meter dari Balikpapan Center.

Waktu terus berlalu, pembangunan di kawasan Muara Rapak semakin maju. Arus kendaraan di Balikpapan pun semakin banyak. Tak terkecuali lalu lalang kendaraan di Muara Rapak.

Mengutip data BPS Balikpapan, pada tahun 2016 jumlah kendaraan di Balikpapan sekitar 553.619 unit (BPS Kota Balikpapan, 2017). Selang setahun, tepatnya di tahun 2017 jumlah kendaraan di Balikpapan meningkat menjadi 572.976 kendaraan (BPS Kota Balikpapan, 2018).

Data BPS dan Polda Kaltim 2020, jumlah kendaraan yang tersebar di provinsi ini sebanyak 3.178.580 unit. Dua daerah dengan jumlah kendaraan terbanyak adalah Samarinda dan Balikpapan. Samarinda tertinggi dengan 815.342 unit dan Balikpapan 634.243 unit. Di posisi ketiga Kutai Kartanegara dengan jumlah 513.935 unit.

Artinya hanya empat tahun 2016 – 2020, jumlah kendaraan di Balikpapan telah melonjak sekitar 100 ribu kendaraan. Jumlah kendaraan ini akan terus bertambah dalam beberapa tahun ke depan, apalagi seiring rencana pemindahan ibu kota negara mendapat payung hukum dengan pengesahan UU IKN. Tidaklah mengherankan jika Dishub Kaltim pada 2019, pernah memprediksi: dalam rentang 2024 – 2029 Balikpapan bisa mengalami kemacetan parah. Ini lantaran melonjaknya jumlah kendaraan.

Dalam catatan Kepolisian, di titik Rapak, tragedi kecelakaan maut bukan hanya sekali. Tapi berkali-kali. Setidaknya dalam rentang 2009 – 2022, telah terjadi tabrakan maut sebanyak 13 kali. Korban luka, berdarah sampai meregang nyawa kerap kali terjadi. Sejumlah pengendara menjadi korban.

Rentetan kecelakaan maut di Rapak, yang terekam media di antaranya:

Pada 31 Maret 2009. Sebuah truk lepas kendali, menghantam empat mobil, lima motor yang berhenti di lampu merah. Tragedi ini menyebabkan tiga orang wafat, tujuh luka berat, empat luka ringan.

Pada 4 September 2010. Kecelakaan hampir sama kembali terjadi, beruntung tidak ada korban jiwa.

Pada 17 September 2010. Kecelakan maut terjadi lagi hingga menyebabkan korban jiwa. Satu meninggal dunia, satu luka ringan.

Pada 4 Desember 2011. Kontainer mengalami rem blong, menhantam roda empat dan roda dua. Belasan orang luka-luka dan sejumlah unit kendaraan rusak berat. Beruntung, tidak ada korban jiwa.

Pada 4 Maret 2013. Kecelakaan di Rapak terulang lagi. Untungnya tidak menelan korban jiwa.

Pada 19 Maret 2013. Kecelakaan sama terulang. Tabrakan beruntun dari arah turunan Jl Soekarno Hatta terjadi. Dalam tragedi ini tidak ada korban jiwa.

Pada 9 Februari 2014. Kecelakaan di Rapak kembali terjadi, tidak ada korban jiwa.

Pada 8 Mei 2016. Terjadi lagi kecelakan di lokasi sama, tidak ada korban jiwa.

Pada 12 November 2016. Truk kontainer meluncur dan lepas kendali. Sistem pengereman lantaran terlalu lama tertahan di turunan. Truk itu pun menyerempet mobil dan menabrak pembatas jalan serta tiang listrik. Tidak ada korban jiwa.

Pada 20 Februari 2019. Angkot menabrak orang yang menyeberang di zebra cross. Satu korban meregang nyawa.

Pada 21 Juni 2019. Truk bertonase besar menghantam sejumlah kendaraan yang berhenti di lampu merah. Sejumlah kendaraan terlindas dan terserempet truk. Korban luka ringan. Tak ada korban jiwa.

Pada 8 Februari 2021. Kecelakaan beruntun disebabkan truk menabrak tiga mobil dan tiga motor di traffic light. Tidak ada korban jiwa.

Pada 21 Januari 2022. Balada Rapak terjadi. Tragedi maut mencuat kembali, lantaran truk tronton menabrak 14 motor dan 6 mobil. Tragedi ini sungguh memilukan. Banyak menelan korban luka dan korban jiwa.

Gubernur Kaltim, Isran Noor, menjamin perawatan korban tabrakan maut Muara Rapak. Pemerintah Kaltim memastikan seluruh korban yang dirawat inap ditangani intensif sampai kondisinya sehat.

“Seluruh korban berjumlah sembilan orang di RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan maupun yang dirawat di rumah sakit lain diberi jaminan Pemprov Kaltim untuk dirawat maksimal. Semua biayanya, ditanggung PT Jasa Raharja,” tegas Isran, Sabtu (22/1), dikutip dari laman Kaltimprov.

Untuk mencegah terulangnya tragedi serupa, Isran mengatakan pembangunan flyover di Muara Rapak akan diusahakan secepatnya. Pihaknya akan membahas hal ini secepatnya dan diharapkan dapat persetujuan dari DPRD Kaltim.

“Kalau mereka belum setuju ya kita gak bisa berbuat, saya sendiri sudah usulkan pembangunan flyover Muara Rapak sejak 2019, harusnya 2020 sudah mulai pembangunannya dan di 2022 sudah selesai pengerjaannya,” beber Isran. Saat itu ada dua program multiyers. “Kala itu yang kami usulkan fly over muara rapak dan pembangunan Rumah Sakit AW Syahrani.”

Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Kaltim Junaidi mengatakan, untuk mengantisipasi terulangnya tabrakan maut, pembangunan jalur evakuasi dan pelebaran jalan saat ini menjadi prioritas utama. Ia telah melakukan pembicaraan dengan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud.

Pihaknya meminta agar Pemerintah Balikpapan bisa menyediakan lahan. Terkait flyover, ia belum bisa memastikannya karena rencana ini perlu dibahas lebih lanjtut. Terlebih, proses pembangunannya butuh waktu lebih panjang. Sedangkan saat ini masyarakat butuh ada solusi mendesak.

“Kita akan kaji lagi, apakah flyover atau under pass yang paling memungkinkan dibangun,” jelasnya, Selasa 1 Februari 2022.

Apapun solusi dari pemerintah, masyarakat Balikapan selalu mendukungnya. Seluruh pihak tentu berharap peristiwa berdarah di Kilo 0 Muara Rapak tidak pernah terjadi lagi.

“Yang paling kita harapkan, pihak terkait benar-benar berusaha ekstra agar peristiwa di Rapak tidak terjadi lagi di kemudian hari,” harap Happy, warga Kilo 2, Balikpapan Utara, Selasa, 1 Februari 2022.

Pelbagai sumber I Pewarta: Zen I Redaktur: Agung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button