KLIK BALIKPAPAN – Anggota Dewan Pengawas Perumda Tirta Manuntung Balikpapan, Adi Supriadi menyampaikan, saat ini pihaknya tengah menghadapi dua tantangan yang dinilai berat. Yaitu tingginya angka kehilangan air dan ketersediaan bahan baku air yang terbatas.
Perumda Tirta Manuntung sebagai operator air bersih di Balikpapan, saat ini hanya memiliki kapasitas sebesar 1.510 liter per detik. Kapasitas ini hanya bisa memenuhi layanan 114 ribu sambungan.
“Atau sekitar 78 persen dari penduduk Balikpapan. Ini menjadi tantangan kita ketika nanti terjadi gelombang migrasi penduduk akibat IKN. Persoalan utama kita saat ini ketersediaan air baku,” ujar Adi, Kamis 14 Juli 2022.
Jika kondisi ini terus terjadi, Balikpapan sebagai penyangga Ibu Kota Negara, bisa terancam krisis air.
Alasannya, sambung Adi, perpindahan penduduk ke IKN memiliki dampak migrasi penduduk, bahkan ledakan demografi. Yang efek dominonya berbuntut pada kebutuhan air bersih.
Pihaknya tengah berupaya menggandeng Badan Otorita IKN untuk memastikan kebutuhan pasokan air bersih dari kawasan IKN untuk warga Balikpapan.
Rencananya, akan ada penambahan pasokan air sekitar 500 liter per detik yang akan didistribusikan ke Balikpapan. Namun ia belum mengetahui pasokan itu dalam bentuk air bersih atau air baku.
Dengan asumsi penambahan itu, hanya bisa mengatasi masalah dalam jangka pendek, atau melayani sekitar 60.000 pelanggan baru.
“Kalau dengan hitungan Balikpapan akan mengalami ledakan jumlah penduduk sampai satu juta jiwa, maka tambahan 500 liter per detik tidak akan cukup,” ujar Adhi Supriadi.
Meski ada rencana penambahan pasokan air dari IKN, pihaknya tidak berani menjamin pasokan itu dapat mencukupi kebutuhan air bersih di Balikpapan dalam jangka panjang.
I Pewarta: Taufik I Redaktur: Jihana